Senin, 02 Agustus 2010

METODE PENGAMBILAN SAMPEL

29 komentar:

  1. Teknik sampling adalah bagian dari metodologi statistika yang berhubungan dengan pengambilan sebagian dari populasi. Jika sampling dilakukan dengan metode yang tepat, analisis statistik dari suatu sampel dapat digunakan untuk menggeneralisasikan keseluruhan populasi. Metode sampling banyak menggunakan teori probabilitas dan teori statistika.

    Tahapan sampling adalah:

    * Mendefinisikan populasi hendak diamati
    * Menentukan kerangka sampel, yakni kumpulan semua item atau peristiwa yang mungkin
    * Menentukan metode sampling yang tepat
    * Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data)
    * Melakukan pengecekan ulang proses sampling

    BalasHapus
  2. Dalam dunia penelitian kata populasi digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok obyek yang menjadi sasaran penelitian atau merupakan keseluruhan (universum) dari obyek penelitian. Berdasarkan penentuan sumber data, populasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu Populasi Terbatas (populasi yang memiliki sumber data yang jelas batas-batasnya secara kuantitatif) dan Populasi Tak Terhingga (populasi yang memiliki sumber data yang tidak dapat ditentukan batas-batasnya secara kuantitatif dan hanya dapat dijelaskan secara kualitatif).

    Dilihat dari kompleksitas obyek populasi, maka populasi dapat dibedakan menjadi Populasi Homogen (keseluruhan individu yang menjadi anggota populasi memiliki sifat-sifat yang relatif sama antara yang satu dnegan yang lain dan mempunyai ciri tidak terdapat perbedaan hasil tes dari jumlah tes populasi yang berbeda) dan Populasi Heterogen (keseluruhan individu anggota populasi relatif mempunyai sifat-sifat individu dan sifat-sifat tersebut yang membedakan antara individu anggota populasi yang satu dengan yang lain).
    Walaupun populasi penelitian memiliki beberapa sifat yang tidak jarang membingungkan, tetapi menjadi tugas peneliti utnuk memberikan batasan yang tegas terhadap setiap obyek yang menjadi populasi penelitiannya. Pembatasan dimaksud harus berpedoman terhadap tujuan dan permasalahan penelitian. Oleh karena itu, dengan pembatasan populasi penelitian akan memudahkan di dalam memberikan ciri atau sifat-sifat dari populasi tersebut dan akhirnya akan memberikan keuntungan dalam penarikan sampel penelitian.

    BalasHapus
  3. Dalam membangun generalisasi hasil penelitian biasanya digunakan teknik analisis statistik inferensial untuk membuktikan kebenaran dari hukum kemungkinan. Atau dengan kata lain, apabila suatu penelitian menggunakan sampel penelitian, maka penelitian tersebut menganalisis hasil penelitiannya melalui statistik inferensial dan berarti hasil penelitian tersebut merupakan suatu generalisasi. Untuk mendapatkan generalisasi yang baik, disamping harus memperhatikan tata cara penarikan kesimpulan, bobot sampel penelitian harus dapat dipertanggungjawabkan, sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian benar-benar mampu mewakili setiap unit populasi.
    Dalam kasus populasi homogen, penarikan sampel penelitian tidak terlalu sulit dan dapat dilakukan dengan cara pengundian atau secara acak (random). Lain halnya dengan populasi hiterogen, pengambilan sampel tidak dapat dilakukan sebagaimana dalam populasi homogen dan membutuhkan teknik-teknik khusus yang sejalan dengan sifat populasi hiterogen tersebut. Selain itu, ketepatan penarikan kesimpulan penelitian tidak selalu terkait dengan besar kecilnya jumlah sampel penelitian yang diambil, tetapi yang mampu menjamin ketepatan kesimpulan tersebut adalah sampel penelitian harus benar-benar representatif. Jadi tidak ada gunanya mengambil sampel penelitian yang cukup besar jika diambil dari populasi yang tidak representatif.

    Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan sampel penelitian adalah :
    Derajat keseragaman (degree of homogeneity) populasi. Populasi yang homogen cenderung memudahkan penarikan sampel dan semakin homogen populasi maka memungkinkan penggunaan sampel penelitian yang kecil. Sebaliknya jika populasi heterogen, maka terdapat kecenderungan menggunakan sampel penelitian yang besar. Atau dengan kata lain, semakin komplek derajat keberagaman maka semakin besar pula sampel penelitiannya.

    BalasHapus
  4. Derajat kemampuan peneliti mengenal sifat-sifat populasi.

    Presisi (kesaksamaan) yang dikehendaki peneliti. Dalam populasi penelitian yang amat besar, biasanya derajat kemampuan peneliti untuk mengenali sifat-sifat populasi semakin kecil. Oleh karena itu, untuk menghindari kebiasan sampel maka dilakukan jalan pintas, yaitu memperbesar jumlah sampel penelitian. Artinya, apabila suatu penelitian menghendaki derajat presisi yang tinggi maka merupakan keharusan untuk menggunakan sampel penelitian yang besar. Yang perlu mendapat pertimbangan di sini adalah presisi juga tergantung pada tenaga, waktu, dan biaya yang cukup besar. Menurut HM. Rahmady Radiany (dikutip Burhan Bungin; 2005: 105) rumus perhitungan besaran sampel adalah : n = (N) / [(N (d)2 + 1)] . Keterangan : n : Jumlah sampel yang dicari; N : Jumlah populasi d : Nilai Presisi (misal sebesar 90% maka d = 0,1)

    Penggunaan teknik sampling yang tepat. Untuk mendapatkan sampel yang representatif, penggunaan teknik sampling haruslah tepat. Apabila salah dalam menggunakan teknik sampling maka akan salah pula dalam memperoleh sampel dan akhirnya sampel tidak dapat representatif.

    Untuk mendapatkan sampel yang representatif, beberapa teknik pengambilan sampel yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
    PENGAMBILAN SAMPEL PROBABILITAS (ACAK)
    Adalah suatu metode pemilihan ukuran sampel dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel (Husein Umar: 1999). Terdapat tiga cara pengambilan sampel dengan metode acak, yaitu :
    Simpel Random Sampling. a. Cara Undian, yaitu memberi nomor seluruh populasi dan dilakukan pengundian secara acak; b. Cara Tabel Bilangan Random, yaitu suatu tabel yang terdiri dari bilangan-bilangan yang disajikan dengan sangat berurutan. Populasi diberi nomor urut dahulu dan dilakukan pengacakaan antara nomor pupolasi dengan tabel acak; dan c. Cara Sistematik / Ordinal, yaitu pemilihan sampel dimana yang pertama secara acak dan selanjutnya pemilihan sampel berdasarkan interval tertentu

    BalasHapus
  5. Cara Stratifikasi (Stratified Random Sampling). Populasi yang dianggap hiterogen, berdasarkan karakteristik tertentu, dikelompokkan dalam beberapa sub populasi sehingga setiap sub populasi menjadi lebih homogen dan setelah itu masing-masing sub diambil sampelnya secara acak.

    Cara Kluster (Cluster Sampling). Pengambilan sampel cara kluster hampir sama dengan cara stratifikasi, tetapi yang membedakan pembagian sub populasi masih homogen, misalnya berdasarkan wilayah atau letak geografis, dan kemudian dari sub populasi tersebut diambil sampel secara acak

    PENGAMBILAN SAMPEL NON-PROBABILITAS / NON-ACAK
    Pengambilan sampel dengan non acak dilakukan jika semua elemen populasi belum tentu memiliki peluang yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel, misalnya terdapat bagian populasi yang dengan sengaja tidak dijadikan anggota sampel yang mewakili populasi. Terdapat enam cara pengambilan sapel secara non acak (Husein Umar: 1999), yaitu :
    Cara Keputusan (Judgment Sampling), yaitu pengambilan sampel dengan terlebih dahulu memutuskan jumlah maupun sampel yang akan diambil dengan tujuan tertentu

    Cara Kuota (Qouta Sampling), yaitu jika penelitian untuk mengkaji fenomena tertentu maka responden yang akan dipilih adalah yang diperkirakan dapat menjawab semua permasalahan yang terkait dengan penelitian

    BalasHapus
  6. Cara Dipermudah (Convinience Sampling), yaitu peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa yang akan dijadikan sampel atau yang akan ditemui sebagai responden

    Cara Bola Salju (Snowball Sampling), yaitu penentuan sampel yang semula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih responden lain yang dianggap tahu terkait dengan permasalahn yang diteliti untuk dijadikan sampel lagi dan seterusnya

    Area Sampling, yaitu populasi dibagi menjadi sub populasi dan sub populasi dibagi menjadi sub-sub populasi sampai dengan sub yang terkecil dan baru diambil sampel untuk masuk ke bagian populasi yang lebih besar dan dari bagian populasi yang besar juga diambil sampelnya

    Purposive Sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya

    BalasHapus
  7. Mengapa harus mengambil
    sampel?
    n Dapat menghemat biaya
    n Dapat menghemat waktu
    n Untuk sumberdaya yang terbatas, pengambilan
    sampel dapat memperluas cakupan studi
    n Bila proses riset bersifat destruktif, pengambilan
    sampel dapat menghemat produk
    n Apabila akses ke seluruh populasi tidak dapat
    dilakukan, pengambilan sampel adalah satusatunya
    pilihan

    BalasHapus
  8. Teknik-teknik Statistika (I)
    n Jenis data:
    Nominal, Ordinal, Interval, Rasio
    n Jenis variabel:
    ¨ Kategorikal (diskret) vs Kontinu
    ¨ Independenent vs Dependent
    n Asumsi-asumsi

    BalasHapus
  9. Teknik-teknik Statistika (III)
    n Univariate: 1 DV
    n Bi-variate: 1 DV, 1 IV
    ¨Regresi sederhana
    n Multi-variate: 2 atau lebih IV dan/atau 1
    DV
    ¨Regresi berganda

    BalasHapus
  10. Statistika (I)
    n Statistika Deskriptif: statistika yang menggunakan data
    pada suatu kelompok untuk menjelaskan atau menarik
    kesimpulan mengenai kelompok itu saja
    ¨ Ukuran Lokasi: mode, mean, median, dll
    ¨ Ukuran Variabilitas: varians, deviasi standar, range, dll
    ¨ Ukuran Bentuk: skewness, kurtosis, plot boks
    n Statistika Inferensial (Statistika Induksi): statistika yang
    menggunakan data dari suatu sampel untuk menarik
    kesimpulan mengenai populasi dari mana sampel
    tersebut diambil

    BalasHapus
  11. Statistika Parametrik:
    ¨ Menggunakan asumsi mengenai populasi
    ¨ Membutuhkan pengukuran kuantitatif dengan level
    data interval atau rasio
    n Statistika Nonparametrik (distribution-free
    statistics for use with nominal / ordinal data):
    ¨ Menggunakan lebih sedikit asumsi mengenai
    populasi (atau bahkan tidak ada sama sekali)
    ¨ Membutuhkan data dengan level serendahrendahnya
    ordinal (ada beberapa metode untuk
    nominal)

    BalasHapus
  12. Beberapa Statistika Parametrik
    n Uji z 1 sampel: mengestimasi rata-rata populasi dengan
    menggunakan sampel besar
    n Uji t 1 sampel: mengestimasi rata-rata populasi dengan
    menggunakan sampel kecil pada populasi yang terdistribusi normal
    n Uji t 2 sampel: mengestimasi perbedaan rata-rata 2 populasi
    independen dengan menggunakan sampel kecil pada populasi yang
    terdistribusi normal
    n Anova 1 arah (completely randomized design): mempelajari apakah
    rata-rata c populasi semuanya sama, atau ada yang berbeda
    n Anova 2 arah (factorial design):
    ¨ mempelajari apakah rata-rata c populasi semuanya sama, atau ada
    yang berbeda
    ¨ mempelajari apakah rata-rata r populasi semuanya sama, atau ada
    yang berbeda
    ¨ mempelajari apakah efek interaksi ada atau tidak ada

    BalasHapus
  13. Beberapa Statistika Nonparametrik
    n Uji U Mann-Whitney: membandingkan dua
    populasi independen
    n Uji peringkat bertanda Wilcoxon:
    membandingkan dua populasi yang related
    n Uji K Kruskal-Wallis: menguji apakah c populasi
    identik atau berbeda pada completely random
    design
    n Uji Friedman: menguji apakah c populasi identik
    atau berbeda, pada randomized block design

    BalasHapus
  14. Contoh Aplikasi
    n Sebuah laporan menyebutkan bahwa rata-rata
    gaji bulanan direktur bank di Jakarta lebih tinggi
    dari pada di Bandung. Untuk menyelidiki
    kebenaran hal ini, seorang peneliti
    mengumpulkan data yang diambil secara acak
    di Jakarta dan di Bandung, sebagaimana
    tercantum dalam data berikut (dalam juta
    rupiah). Dengan menggunakan taraf
    keterandalan á = 5%, kesimpulan apa yang
    dapat ditarik mengenai laporan tersebut di atas

    BalasHapus
  15. Row Jakarta Bandung
    1 5.6 8.1
    2 7.1 7.9
    3 6.8 5.4
    4 10.2 4.5
    5 12.5 5.6
    6 13.5 6.8
    7 6.8 9.2
    8 5.8 8.1
    9 9.9 7.2
    10 10.2 4.5
    11 15.6 5.2
    12 7.7 6.8
    13 9.8 6.7
    14 6.8 5.7
    15 5.8 5.8
    16 6.8 5.8
    17 8.9 10.3
    18 9.4 4.5
    19 10.5 5.8
    20 12.6 10.2
    21 9.8
    22 5.8
    23 5.5
    24 5.6
    25 7.2

    BalasHapus
  16. Solusi (asumsi: normal)
    Ho: ìJ – ìB = 0 vs H1: ìJ – ìB > 0
    Two-Sample T-Test and CI: Jakarta, Bandung
    Two-sample T for Jakarta vs Bandung
    N Mean StDev SE Mean
    Jakarta 20 9.12 2.83 0.63
    Bandung 25 6.72 1.75 0.35
    Difference = mu Jakarta - mu Bandung
    Estimate for difference: 2.395
    95% lower bound for difference: 1.168
    T-Test of difference = 0 (vs >): T-Value = 3.31 P-Value =
    0.001 DF = 30
    Kesimpulan: tolak Ho: ìJ – ìB = 0. Jadi: laporan bahwa
    rata-rata gaji bulanan direktur bank di Jakarta lebih
    tinggi dari pada di Bandung didukung data.

    BalasHapus
  17. Solusi (asumsi: tidak normal)
    Ho: ìJ – ìB = 0 vs H1: ìJ – ìB > 0
    Mann-Whitney Test and CI: Jakarta, Bandung
    Jakarta N = 20 Median = 9.150
    Bandung N = 25 Median = 5.800
    Point estimate for ETA1-ETA2 is 2.100
    95.2 Percent CI for ETA1-ETA2 is (0.899,3.800)
    W = 593.5
    Test of ETA1 = ETA2 vs ETA1 > ETA2 is significant at
    0.0012
    The test is significant at 0.0012 (adjusted for ties)
    Kesimpulan: tolak Ho: ìJ – ìB = 0. Jadi: laporan bahwa
    rata-rata gaji bulanan direktur bank di Jakarta lebih
    tinggi dari pada di Bandung didukung data.

    BalasHapus
  18. Cara-cara mengolah usaha sebagai variabel bebas tiga (X3) diukur melalui
    beberapa indikator, antara lain :
    1) melakukan promosi, cara pemajangan barang yang dipasarkan, dan lain-lain.
    2) menerapkan secara konsisten dan kontinu pembukuan dalam mengelola
    usaha;
    3) menerapkan pula secara konsisten dan kontinu pembukuan dalam rangka
    kebutuhan rumah tangga/keluarga;
    4) Semaksimal mungkin menghindari pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu

    BalasHapus
  19. Tingkat Pendapatan (profit usaha), sebagai variabel bebas empat (X4)
    didefinisikan sebagai sejumlah uang atau barang/jasa yang diterima oleh pihak
    kelompok pedagang kaki lima dari hasil penjualan barang atau jasa tertentu sesuai
    bidang usaha yang dikelolanya.
    Variabel ini diukur melalui indeks pendapatan/penghasilan atau keuntungan (indeks
    profit) yang diterima, dan dihitung dari ratio antara nilai tambah (rata-rata
    keuntungan bersih per bulan setelah dipotiong pajak/retribusi) dengan besarnya
    masukan yang dipakai atau modal yang digunakan.
    5. Penerimaan PAD sebagai variabel tak bebas (Y) dimaksudkan adalah penerimaan
    Kas daerah dari sektor retribusi pedagang kaki lima. Variabel ini diukur dari
    besarnya retribusi pasar dan kebersihan yang diterima oleh Daerah/Pemkot dari
    pedagang kaki lima rata-rata per bulan yang diperuntukan bagi penerimaan Kas
    PAD.
    B.

    BalasHapus
  20. Pemahaman terhadap variabel dan hubungan antar variabel merupakan salah-satu kunci penting dalam penelitian kuantitatif. Posisi variabel yang senteral menempatkannya sebagai dasar dari semua proses peneltian; mulai dari perumusan masalah, perumusan hipotesis, pembuatan instrumen pengumpul data, sampai pada analisisnya. Sehubungan dengan posisi penting ini, variabel menjadi penting artinya untuk menentukan bermutu-tidaknya suatu hasil penelitian.

    Secara leksikal, istilah variabel dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat beragam (bervariasi). Arti kata ini menunjukkan bahwa variabel merupakan sesuatu yang di dalamnya terdapat atribut-atribut, unit-unit, dimensi-dimensi atau nilai-nilai yang beragam. Kerlinger mendefinisikan variabel sebagai ‘suatu sifat yang dapat memiliki bermacam nilai”, atau “simbol/lambang yang padanya dilekatkan bilangan atau nilai”.

    Pada hakikatnya, setiap variabel adalah suatu konsep, yaitu konsep yang bersifat khusus yang mengandung variasi nilai. Banyak ahli yang menyebutnya dengan konsep variabel. Yang dimaksud dengan konsep variabel di sini adalah konsep yang bersifatobservati bl e, maksudnya konsep yang sudah sangat dekat dengan fenomena-fenomena atau obyek-obyek yang teramati. Jadi konsep variabel itu merupakan sebutan umum yang mewakili semua atribut, dimensi atau nilai yang perlu diamati. Karena itu tidak semua konsep disebut variabel, karena masih terdapat konsep-konsep yang tidak mengandung memenuhi ciri seperti itu.

    BalasHapus
  21. Sebagai konsep yang mengandung nilai, variabel dapat dikelompokkan pada variabel kategori dan variabel dimensi. Kedua jenis variabel ini dapat dijelaskan sebagai berikut;


    Variabel kategori adalah konsep yang memiliki beberapa gejala yang dapat dibedakan satu sama lain berdasarkan label, atribut atau unsur formal dari gejala itu. Variabel kategori adalah variabel mengandung nilai-nilai yang tidak dapat diutarakan dalam bentuk angka, tetapi dalam bentuk kategori-kategor

    BalasHapus
  22. Karena itu, variabel ini disebut juga variabel kualatitatif. Included terms atau idividu-individu yang terdapat pada konsep itu dikelompokkan berdasarkan ciri tertentu, tanpa melihat peringkatnya. Jadi, pada dasarnya tidak ada kelebihan peringkat nilai satu sub-himpunan dari sub-himpunan lainnya. Mengkategorisasikan berarti menempatkan suatu obyek ke dalam sub- himpunan, sebagai bagian dari himpunan. Karena itu, individu-individu yang termasuk dalam sub-kategori hanya mungkin dihitung secara nominal, dan perbedaan antara satu sama lain hanya karena ciri atributnya (bukan harganya). Contoh variabel kategori ini adalah jenis kelamin (memiliki dua gejala; laki-laki dan perempuan).

    BalasHapus
  23. Pembuatan kategori yang terbaik adalah dengan merujuk teori yang sudah ada. Tetapi jika sistem kategori yang baku belum ditemukan, maka seorang peneliti dapat membentuk kategori sendiri. Ada dua ketentuan dalam membentuk kategori dari suatu variabel; 1) bersifatexhaustive; artinya semua unsur dari variabel tersebut harus dapat dimasukkan ke dalam salah satu kategori, dan 2) bersifat mutually exlusive, artinya satu usnur hanya dapat dimasukkan ke dalam salah satu kategori.

    BalasHapus
  24. Pada era perkembangan ilmu yang pesat belakangan ini, para peneliti telah berusaha untuk mengkuantifikasi variabel-variabel kualitatif. Menurut para ahli ini, terdapat beberapa jenis variabel kualitatif yang dapat dihitung dengan angka-angka, sekalipun tetap menyadari bahwa tidak semuanya dapat diangkakan. Cara yang lazim digunakan untuk mengkuantifikasi vaiabel kualitatif adalah dengan membentuk indeks dan skala.

    BalasHapus
  25. Variabel dimensi adalah konsep yang menunjukkan suatu gejala berdasarkan nilai atau tingkatan. Ini berarti bahwa variabel dimensi itu mengandung dimensi-dimensi yang dapat diukur dan diberi skore dengan angka. Karena itu variabel dimensi ini disebut juga variabel kuantitatif.

    Pada penelitian kuantitatif, umumnya yang dipilih sebagai variabel adalah konsep berdimensi tunggal. Konsep berdimensi tunggal (unidimensional) adalah konsep yang spesifik (bukan bersifat general) yang hanya mengandung satu jenis gejala. Sebagai contoh, pelaksanaan shalat fardhu. Konsep ini sudah spesifik, karena tidak bercampur aduk dengan shalat sunat, zikir dan sebagainya. Jika variabel penelitian adalah seperti ‘pengamalan agama’, maka konsep ini termasuk kategori berdimensi majemuk (multidimensional). Konsep ‘pengamalan agama’ mengandung banyak jenis gejala, seperti pelaksanaan shalat fardhu, pelaksanaan shalat sunat

    BalasHapus
  26. Variabel dimensi dapat dibedakan pada dua jenis;diskret dankontinu. Secara umum, perbedaan antara kedua jenis variabel ini adalah bahwa, variabel diskret merupakan hasil perhitungan sedangkan variabel kontinu merupakan hasil pengukuran. Secara literal, diskret berarti tidak mempunyai pecahan (utuh). Maksudnya, dalam variabel kuantitatif diskret (discrete
    quantitative variables), tiap nilai variabel dipisahkan oleh satu kesatuan

    tententu. Jadi, variabel diskret hanya dapat dinyatakan dalam satuan-satuan (satu, dua, enam), dan satuan-satuan itu tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih kecil

    BalasHapus
  27. Dengan demikian, data yang diperoleh dari variabel ini adalah data nominal. Sedangkan variabel kuantitatif kontinu (continuous
    quantitative variables) adalah variabel yang bersambungan, artinya di antara

    dua unit ukuran masih terdapat unit-unit ukuran lain yang secara teoritik tidak terhingga banyaknya. Contohnya, di antara 1,5 meter dan 1,6 meter masih terdapat ukuran 1,51, 1,52 dan seterusnya. Data yang diperoleh dari variabel kontinu ini terdiri dari data skala rasio, skala interval, dan skala ordinal. Kerlinger menyatakan; bahwa variabel kontinu itu memiliki sehimpunan harga yang teratur dalam suatu cakupan (range) tertentu. Ini menunjukkan;pertama, harga-harga suatu variabel kontinu mencerminkan suatu urutan peringkat (rank order). Harga yang lebih besar menunjukkan lebih banyak sifat tertentu yang dimilikinya dibanding dengan harga yang lebih kecil, danke dua, ukuran-ukuran kontinu termuat dalam suatu range dan setiap individu mendapat skor yang ada dalam range itu

    BalasHapus
  28. Dalam penelitian kuantitatif, variabel yang paling baik adalah konsep dimensi. Alasannya, adalah karena 1) konsep dimensi dapat diterapkan untuk semua budaya, dan 2) konsep dimensi akan menghasilkan data berbentuk skala sehingga lebih mungkin untuk dianalisis dengan metode-metode statistik yang lebih akurat. Hal ini bukan berarti konsep kategori tidak berguna, sebab konsep ini juga masih dapat dianalisis dengan statistik non- prametrik dengan hasil perhitungan kasar atau dapat juga diubah dengan cara-cara tertentu menjadi konsep dimensi

    BalasHapus
  29. Secara umum, jenis variabel (dilihat dari sifat hubungan antar variabel) dapat dibedakan pada variabel indenpenden dan variabel dependen. Istilah variabel independen dan variabel dependen berasal dari logika matematika, di mana X dinyatakan sebagai yang ‘mempengaruhi atau sebab’ dan Y sebagai yang ‘dipengaruhi atau akibat’. Namun pengertian ini tentu tidak selalu menggambarkan hakikat yang sebenarnya dari konsep variabel independen dan dependen. Sebab dalam kenyataan, khususnya dalam penelitian ilmu-ilmu sosial, hubungan antar variabel tidak selalu merupakan hubungan kausal. Yang dapat dipastikan adalah, bahwa terdapat variabel yang saling berhubungan, di satu pihak ada yang disebut variabel independen dan di pihak lain ada yang disebut variabel dependen. Kedua variabel ini diperlukan oleh setiap penelitian kuantitatif. Adapun sifat hubungan itu ada yang bersifat kausal, dan ada yang tidak demikian.

    BalasHapus